Baca Juga
Secara etimologi “malaikat” (ملاءكة) merupakan jamak dari kata “malaka” (ملك) yang artinya adalah kekuatan, dan berasal dari masdar al-alukah yang artinya risalah atau misi.
Bagi seorang muslim wajib untuk beriman kepada malaikat, sebab beriman kepada malaikat merupakan bagian rukun iman yang kedua.
Ketika Rasulullah ﷺ ditanya Jibril tentang apa itu iman, beliau menjawab,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
"Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“ (HR. Muslim)
Beriman kepada malaikat disini maksudnya adalah dengan cara mengimani bahwa adanya malaikat, walau kita tidak dapat melihat malaikat sendiri, serta meyakini bahwa malaikan adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur),
Imam Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diceritakan pada kamu (tanah). ” (HR. Muslim)
Imam Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diceritakan pada kamu (tanah). ” (HR. Muslim)
Dalil Naqli Iman Kepada Malaikat Allah
Allah menjelaskan tentang hakikat malaikat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Malaikat yang diciptakan dari cahaya (nur), berbadan halus (ghaib), dan sifatnya sangat patuh melaksanakan perintah Allah serta menjelma menjadi manusia atas izin Allah.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
"Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (QS. An-Nahl [16]: 49)
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَوَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 30)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا
"Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” (QS. Al-Isra’ [17]: 61)
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ * كِرَامًا كَاتِبِينَ * يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Infithar [82]: 10-12)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌلَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim [66]: 6)
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًاۗ قَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ ٦٩ فَلَمَّا رَأٰى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةًۗ قَالُوْا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلٰى قَوْمِ لُوْطٍ ۗ٧٠
"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat”. Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth” (QS. Hud [11]: 69-70)
Sifat-sifat Malaikat
Berikut ini sifat-sifat malaikat yang disebutkan di dalam Al-Qur’an:
- Malaikat Diciptakan untuk Taat dan Bertasbih
Ketaatan dan ibadah bagi malaikat adalah sifat asli mereka (jibillah) sebagaimana Allah Ta’ala mensifati mereka,
لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
"Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya' [21]: 27)
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An-Nahl [16]: 50)
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ
"Dan kepunyaan-Nya lah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (QS. Al-Anbiya' [21]: 19)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya' [21]: 20)
Para ulama berbeda pendapat tentang cara tasbihnya malaikat, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas berkata: tasbih mereka adalah shalat, diantaranya firman Allah,
فَلَوْلاَ اَنَّهُ كَانَ مِنَ اْلمُسَبِّحِيْنَ
”seandainya ia bukan orang yang selalu bertasbih.” Yang dimaksud dengan bertasbih di sini adalah shalat.
Qotadah berkata, tasbih malaikat adalah سُبْحَانَ الله sebagaimana difahami dari bahasa, Al-Qurthubi mendukung pendapat ini, dalilnya adalah hadits berikut,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْكَلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَا اصْطَفَى اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Dari abu Dzar radhiyallahu 'anhu. bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya, “Ucapan apa yang paling afdhal?” Rasul menjawab: “Ucapan yang paling afdhal adalah kata-kata yang telah dipilihkan oleh Allah untuk malaikat, ialah سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِه ” (HR. Muslim).
Meskipun para malaikat senantiasa taat dan selalu beribadah kepada Allah, sesungguhnya ibadah dari manusia dan jin lebih disukai oleh Allah Ta’ala.
Kenapa Allah lebih suka ibadahnya manusia dan jin dibanding malaikat? Sebab jin dan manusia ini bisa memilih dan menentukan pilihannya sendiri, berbeda halnya dengan malaikat yang tidak demikian.
- Malaikat Tidak Makan dan Tidak Minum
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaamun”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. ” Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, Kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan. ” (Tetapi mereka tidak mau makan), Karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz-Dzaariyat [51]: 24-28)
- Malaikat Mampu Berubah-ubah Bentuk
Pada kisah Ibrahim bersama tamunya, para malaikat, mereka menjelma sebagai orang laki-laki dewasa sehingga Ibrahim langsung menjamu mereka dan Ibrahim tidak akan dapat menyaksikan mereka seandainya mereka tidak menjelma sebagai manusia. Contoh lain ketika malaikat datang kepada Maryam, sebagaimana firman Allah,
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh Kami [Jibril 'alaihissalam] kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (QS. Maryam [19]: 16 – 17)
Malaikat Jibril datang menjumpai Rasul dalam betuk manusia yang berbeda-beda bentuknya, kadangkala menyerupai seorang shahabat yang bernama Dahyah bin Khalifah Al-Kalbi, karena Dahyah seorang pemuda tampan dan memiliki postur yang ideal. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan di dalam shahihnya dari Umar bin Khathab, ia berkata : ”Ketika kami sedang duduk di sisi Rasul tiba-tiba muncul seorang laki-laki dengan mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam, lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Rasulullah dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Rasul dan ia berkata, ”wahai Muhamad, beritahu saya tentang Islam …. kemudian bertanya lagi tentang iman, ihsan dan hari kimat. Kemudian meninggalkan tempat itu, lalu Rasul bertanya kepada Umar : ”wahai Umar apakah kamu tahu siapa yang bertanya tadi ? Umar menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kemudian Rasul menjelaskan dia adalah malaikat Jibril yang telah datang kepadamu mengajarkan kamu tentang agamamu.”
- Malaikat Memiliki Kemampuan yang Luar Biasa
Malaikat memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak dapat dibayangkan, sebagai contoh adalah 8 malaikat pemikul ‘Arsy,
وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah [69]: 17)
Dan ada malaikat yang ditugaskan Allah Ta'ala untuk meniup sangkakala pada hari akhir nanti.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). (QS. Az-Zumar [39]: 68)
Malaikat juga mampu menghancurkan suatu kaum atas izin Allah seperti yang terjadi pada kaum Nabi Luth 'alaihissalam,
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud [11]: 82)
Adapun kecepatan malaikat lebih cepat dari apa yang dibayangkan manusia, Allah Ta’ala berfirman,
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij [70]: 4)
Wujud Malaikat
Wujud para malaikat telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya pada surat Fathir ayat 1 yang menyebutkan bahwa malaikat memiliki 2, 3, dan 4 sayap.
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Selain dari ayat di atas, masih banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang malaikat. Kemudian banyak juga hadits-hadits dari Rasulullah ﷺ yang menyebutkan tentang wujud malaikat.
Rasulullah ﷺ menceritakan bagaimana besarnya malaikat pemikul Arsy,
أُذِنَ لِىْ أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللهِ مِنْ حمَلَةِ الْعَرْشِ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إلَى عَاتِقِهِ مَسِيْرَةُ سَبْعِمِائَةِ سَنَةٍ
"Aku diidzinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul Arasy, yaitu antara daging telinga (tempat anting. pen) dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Dawud no. 4727).
Mengenai Malaikat Jibril, Rasulullah ﷺ pernah melihat dalam bentuk aslinya selama dua kali. Yang pertama ketika di Abthah, yaitu suatu tempat di antara Mekkah dan Mina. Rasulullah melihat Jibril menampakan dirinya dalam bentuk aslinya, dengan 600 sayap yang menutupi ufuk. Yang kedua adalah ketika Rasulullah ﷺ dinaikkan ke langit pada malam Mi’raj.
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidhratil Muntaha” (QS. An-Najm [53]: 13-14)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
رَأَى مُحَمَّدٌ ﷺ جِبْرِيْلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ قَدْ سَدَّ الأُفُق
"Muhammad ﷺ melihat Jibril (dalam wujud aslinya). Ia memiliki 600 sayap yang menutupi langit.” (HR. An-Nasa-i)
Adapun selebihnya, Malaikat Jibril lebih sering datang dalam bentuk seorang sahabat bernama Dihyatul Kalbii (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya (2/107) dengan sanad yang shahih) atau terkadang dalam bentuk seorang laki laki asing yang tidak dikenal.
Jumlah Malaikat
Malaikat itu jumlahnya sangat banyak, namun ada 10 malaikat yang wajib untuk diketahui dan diimani.
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
"Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri” (QS. Al-Muddatsir [74]: 31)
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ
"Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad No. 21516)
Di antara hal yang disaksikan Rasululullah ﷺ saat Isra Mi’raj adalah,
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
"Kemudian ditunjukkan kepadaku Baitul Ma’mur. Aku pun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207 dan Muslim 164).
Artinya jumlah malaikat itu sangatlah banyak, lebih banyak dari jumlah manusia. Dan sejumlah besar malaikat itu dipimpin oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam.
Nama-Nama Malaikat
- Malaikat Jibril, Penghulu Malaikat dan Penyampai Wahyu
Allah Ta’ala mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya,
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
"Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (QS. At-Takwir [81]: 19-21)
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَىٰ ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
"Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. An-Najm [53]: 5-6).
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Katakanlah: “Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah [2]: 97)
Itulah kemuliaan Al-Qur'an. Malaikat yang paling mulia adalah yang paling layak mengemban amanah wahyu-Nya dan manusia yang paling mulia adalah yang paling layak menerimanya.
- Malaikat Mikail, yang diserahi tugas mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan dimana semua rizki di dunia ini berkaitan erat dengan keduanya.
Terdapat penyebutan Jibril dan Mikail secara bersamaan dalam satu ayat, Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِلْكَافِرِينَ
"Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah [2]: 98)
- Malaikat Raqib dan Atid
Memiliki tugas memcatat segala perbuatan amal baik atau kebajikan dan amal buruk seseorang sejak aqil baligh sampai akhir hayat.
Allah Ta'ala berfirman,
قَر ِهْيَدَل ََّلِِ ٍل ْوَق ْنِم ُظِفْلَي اَمٌديِتَع ٌيب
"Tidak suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf [50]: 18)
- Malaikat Izrail
Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhan-mulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah [32]: 11)
- Malaikat Munkar dan Nakir, yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
Allah Ta'ala berfirman,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk [67]: 2)
"Tatkala orang yang mati telah dikubur, datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam kebiruan, salah satu diantara keduanya dinamakan Munkar dan yang lainnya dinamakan Nakir” (HR. At-Tirmidzi)
- Malaikat Israfil, yang diserahi tugas meniup sangkakala atas perintah Rabb-nya dengan tiga kali tiupan. Pertama adalah tiupan keterkejutan, tiupan kedua adalah tiupan kematian dan tiupan ketiga adalah tiupan kebangkitan.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ وَيَوْمَ يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ ۚ قَوْلُهُ الْحَقُّ ۚ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ ۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
"Dan, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan:”Jadilah maka jadilah”, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala (terompet) ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am [6]: 73)
- Malaikat Ridwan
Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga dan mengatur kesejahteraan penghuni surga. Allah Ta'ala berfirman,
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
"Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar [39]: 73)
- Malaikat Malik
Malaikat Malik (Malaikat Zabaniyah) bertugas menjaga pintu neraka dan mengatur siksa (azab) bagi penghuni neraka. Allah Ta’ala berfirman,
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ
Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)" (QS. Az-Zukruf [43]: 77-78)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )