Baca Juga
Imam Suyuthi dalam kitab Fatawi ditanya tentang orang yang melaksanakan Maulid Nabi ﷺ di bulan Rabi'ul Awwal, bagaimanakah hukumnya dan apakah pelakunya mendapatkan pahala?
(تنبيه) من فتاوي السيوطي سئل عمن عمل المولد النبويّ في شهر ربيع الأول ما حكمه وهل يثاب فاعله؟ فأجاب بأن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرأن ورواية الأخبار الواردة في مبدء أمر النبيّ صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الأيات ثم يمد لهم سماطا يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبيّ صلى الله عليه وسلم...وما يعمل فيه فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفهم الشكر لله تعالى من نحو ما تقدم ذكره من التلاوة والإطعام والصدقة وإن شاء فشيئ من المدائح النبوية والزهدية والمحركة للقلوب الى فعل الخير والعمل للأخرة. وأما ما يتبع ذلك مباحا بحيث يتعين للمسرور بذلك اليوم فلا بأس بإلحاقه به وما كان حراما أو مكروها فيمنع وكذلك ما كان خلاف الأولى.
Imam Suyuthi dalam kitab Fatawi ditanya tentang orang yang melaksanakan Maulid Nabi ﷺ di bulan Rabi'ul Awwal, bagaimanakah hukumnya dan apakah pelakunya mendapatkan pahala? Imam Suyuthi: Bahwa dasar pelaksanaan Maulid Nabi dimana orang-orang berkumpul membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan riwayat hadits-hadits Nabi serta penyajian makanan yang tidak berlebihan, semuanya itu termasuk bid'ah hasanah dan pelakunya mendapat pahala, karena dalam pelaksanaan tersebut mengandung penghormatan derajat Nabi ﷺ... Apapun yang dilakukan dalam pelaksanaan Maulid Nabi tersebut, hendaknya dibatasi pada sesuatu yang bisa menyadarkan untuk bersyukur kepada Allah sepeti bacaan-bacaan, pemberian makanan dan sedekah sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Jika mau, maka bisa dengan sesuatu yang mengandung pujian-pujian kepada Nabi, tentang kezuhudan dan yang dapat menggerakkan hati untuk berbuat kebaikan dan beramal untuk akhirat. Adapun hal lain yang mengikuti pelaksanaan Maulid Nabi tersebut seperti permainan, maka sekiranya terdiri dari hal-hal lain yang mubah yang bisa menimbulkan kegembiraan pada hari pelaksanaan tersebut maka hukumnya boleh. Sedangkan yang haram ataupun yang makruh atau yang bertentangan dengan keutamaan, maka hukumnya tidak boleh.
(I'anatut Thalibin juz 1 hal. 271)Walahu a'lam
Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )