Home » » Bahaya Pemahaman Pengkafiran (Takfir)

Bahaya Pemahaman Pengkafiran (Takfir)

Baca Juga


Pengkafiran terhadap orang lain yang berbeda pendapat, hingga mengakibatkan penghalalan darah orang lain, ini semua bukan hal yang baru dalam masyarakat Islam. Kita semua pernah belajar tentang sejarah kelompok Khawarij. Akan tetapi ini terjadi lagi, terutama pada pemuda-pemuda yang belum memiliki keahlian khusus dalam memahami Islam. Mereka hanya melakukan perbuatan-perbuatan yang sembrono.

Pokok perbedaan antara aqidah kelompok Takfir dengan aqidah para imam muslimin tersembunyi pada pembahasan "Iman dan Islam", yang dinamakan oleh para ulama aqidah di dalam bab "Hubungan antara Perbuatan dengan Hakikat Iman". Madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah mengenai hakikat iman adalah: 'Keyakinan yang ada dalam hati kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Akhir. Sampai hadits shahih terakhir yang mana semua menjelaskan iman sebagai keyakinan pasti yang ada dalam hati.'.

Namun di zaman ini, muncul beberapa kelompok yang mereka berlebih-lebihan (tasyaddud) dalam memahami iman. Mereka juga berusaha mati-matian melalui buku-buku, pengajaran, dan media, untuk menanamkan pemahaman kepada masyarakat bahwa madzhab yang benar adalah madzhab yang berpandangan bahwa iman adalah campuran dari keyakinan dengan perbuatan, sehingga keyakinan saja di dalam hati itu belum cukup untuk mengartikan makna iman.

Kita berusaha mengajak untuk supaya kita kembali kepada madzhab Asya'irah, Maturidiyah, dan Ahlul Hadits, dalam permasalahan ini. Sesungguhnya kita sedang mengajak kepada madzhab yang dijalani oleh jumhur umat Islam dalam sejarahnya yang sangat panjang, yaitu madzhab yang menyempitkan pemahaman takfir. Di mana takfir tidak akan dilakukan kecuali kepada orang yang jelas-jelas melakukan kekafiran, yaitu jika: mengingkari rukun dari rukun-rukun iman, atau mengingkari apa-apa yang sudah pasti diketahui dalam agama (maa 'ulima min ad-diin bi ad-dharuurah).

_____________________

Syeikh Ahmad Thayyib

*Disarikan dari tulisan beliau dalam kitab Mulakhash A'mal Muktamar al-Azhar al-'Ali li Muwajahat at-Tatharruf wa al-Irhab

Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )


Previous
« Prev Post

Cari Artikel di Blog Ini