Baca Juga
Shalawat Tarhim adalah do'a pujian bacaan seruan shalawat yang dikumandangkan beberapa waktu sebelum adzan menjelang shalat Shubuh.
Pada pagi hari menjelang waktu shalat Shubuh kita seluruh masyarakat muslim di Indonesia tentu sudah tak asing lagi dengan bacaan Tarhim. Shalawat Tarhim ini sangat melegenda di tanah air dan menjadi lantunan shalawat yang menemani pagi hari kita setiap harinya terutama bulan ramadhan pada waktu sahur dan imsak. Alunan shalawat Tarhim ini sangat enak didengar, merdu dan menyentuh hati. Membuat pendengarnya terbangun dan semangat dalam menjalankan ibadah shalat Shubuh.
Dahulu shalawat Tahrim ini diperdengarkan di hampir seluruh masjid dan musholla di tanah air terutama Jawa Timur. meski kini intensitasnya tidak seperti dulu, namun shalawat Tarhim ini masih sering diperdengarkan selagi menunggu waktu Shubuh tiba atau sesaat sebelum adzan dikumandangkan. Tak heran memang mengingat bait dan syairnya mengandung makna yang dalam.
Shalawat ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960an. Penciptanya adalah Syeikh Mahmoud Khalil Al-Hussary, ketua Jam’iyyatul Qurro’ di Kairo, Mesir.
Biografi Syeikh Mahmoud Khalil Al-Hussary
Syeikh Mahmoud Khalil Al-Hussary lahir di Desa Shubra An-Namlah yang berada di kota Tanta, Gharbia, Mesir. Beliau lahir pada 30 Dzulqa’idah 1335 Hijriyah atau pada 17 September 1917. Seperti dilansir Albawabh News di tempat asalnya, penggubah Shalawat Tarhim itu dikenal dengan sebutan Al-Hussary, nama itu julukan untuknya sebab beliau selalu beriktikaf di masjid dan duduk di atas sebuah alas yang terbuat dari anyaman tikar atau Al-Husary. Sejak usianya baru delapan tahun, Syeikh Hussary telah mampu menghafalkan 30 juz Al-Qur'an.
Beliau pun pernah mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir hingga memperoleh ijazah Al-Qira’at Al-‘Asyr atau qira'at yang sepuluh. Bealiau pun menguasai sepuluh jenis qiro’ah. Syeikh Al-Husary menjadi tokoh Mesir yang berdakwah ke berbagai negara melalui ayat-ayat yang dilantunkannya dengan indah. Beliau juga kerap mendampingi Grand Syeikh Universitas Al-Azhar, Mahmud Shaltut, ke berbagai negara.
Syeikh Al-Hussary terkenal dengan bacaan Al-Qur'an-nya yang indah, terutama sejak beliau rutin mengisi siaran Al-Qur'an di sebuah stasiun radio di Mesir sekitar tahun 1944. Dari siaran tersebut, suara khasnya dikenal umat Islam. Safari dakwahnya berlangsung hingga usianya menginjak umur 55 tahun. Dilansir dari Alyaumu Sabi’ Sinai, Syeikh Al-Hussary menjadi tokoh ulama Mesir yang pertama kali diutus untuk mengunjungi Muslim India dan Pakistan sekitar 1960-an.
Setahun setelahnya, Syeikh Al-Hussary kembali datang ke India dan melantunkan qiraat dalam Mukhtamar Umat Islam India yang pertama. Keindahan qira'at yang dibawakannya pun didengarkan langsung presiden kedua Mesir, Gamal Abdul Nashir dan Perdana Menteri India Jawarhalal Nehru. Di tahun yang sama, Syeikh Al-Husary juga merampungkan tulisan mushaf murottal yang dikenal dunia dengan riwayat Hafsh dari Ashim. Tiga tahun berikutnya, yakni pada 1964, beliau juga menyelesaikan tulisan mushaf dengan riwayat Warosy dari Nafi.
Pada 1968, Syeikh Hussary membuat rekaman murotal Al-Qur'an dengan riwayat Qalun dan Addury dari Abi Amr Albashr. Dilanjutkan tahun berikutnya dengan membuat rekaman qiraat untuk disebarluaskan di kalangan pelajar di berbagai negara. Syeikh Al-Hussary juga menjadi tokoh pertama yang melantunkan ayat suci Al-Qur'an di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1977.
Tak hanya itu, keindahan murotal Al-Qur'annya pernah diperdengarkan kepada keluarga istana Kerajaan Inggris pada 1978. Sebelum wafat, Syeikh Al-Hussary mendirikan masjid, pondok pesantren dan madrasah bagi para penghafal Qur'an di tempat kelahirnanya di Desa Shubra An-Namlah. Syarkh Al-Hussary pun mewariskan sepertiga hartanya untuk membantu pengembangan pendidikan para penghafal Al-Qur'an.
Syeikh Al-Hussary meninggal dunia di kediamannya di Kairo pada 24 November 1980, selepas shalat Isya. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” adalah kata-kata terakhirnya. Sebuah do'a agar kesejahteraan, kedamaian, dan rahmat Allah dicurahkan untuk semua.
Bacaan Shalawat Tarhim
تـرحيم
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞
يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنَ • يَارَسُوْلَ اللهْ ۞
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞
يَانَاصِرَ اْلهُدَى • يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ ۞
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞
يَا نَاصِرَ الْحَقِّ • يَارَسُوْلَ اللهْ ۞
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞
يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْ ۞
وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامْ ۞
وَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَسَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ ۞
يَاكَرِمَ الْأَخْلَاقْ • يَارَسُوْلَ اللهْ ۞
صَلىَ اللهُ عَلَيْكَ وَعَلىَ عَلِكَ وَاَصْحَابِكَ أجْمَعِيْنَ ۞
Ash-shalatu was-salamu ‘alayk
Ya imamal mujahidin ya Rasulallah
Ash-shalatu was-salamu ‘alayk
Ya nashiral huda ya khayra khalqillah
Ash-shalatu was-salamu ‘alayk
Ya nashiral haqqi ya Rasulallah
Ash-shalatu was-salamu ‘alayk
Ya man asra bikal muhayminu laylan nilta ma nilta wal-anamu niyamu
Wa taqaddamta lish-shalati fashalla kulu man fis-samai wa antal imamu
Wa ilal muntaha rufi’ta kariman wa sai’tan nida ‘alaykas salam
Ya karimal akhlaq ya Rasulallah
Shallallahu ‘alayka wa ‘ala alika wa ashhabika ajma’in
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sidhratul Muntaha karena kemuliaanmu dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.
Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )