Home » » Mengkaji Asma'ul Husna

Mengkaji Asma'ul Husna

Baca Juga


Setiap manusia mempunyai fitrah yang sama dalam hal percaya akan wujud Tuhan nya, akan tetapi fitrah tersebut seringkali ditutupi oleh banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga sebagian manusia tidak menyadari fitrah tersebut dan menjadi jauh dari Tuhannya, yaitu Tuhan Semesta Alam, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Biasanya manusia kembali kepada Allah / fitrah bila mempunyai urusan/masalah yang sulit diselesaikan dan tidak ada seorang pun yang menurutnya tidak dapat membantunya lagi. Menurut beberapa Ilmuwan, hal tersebut karena Allah yang Maha Pencipta menaruh kerinduan akan Allah dan fitrah manusia akan Tuhannya di belakang tulang dahi manusia, oleh karena itu kita bersujud.

Kaum non Muslim memiliki fitrah yang sama dengan manusia lainnya, akan tetapi yang membedakan adalah pemahaman tentang wujud Tuhan berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, sebagian besar kaum non muslim bepikiran bahwa Tuhan harus berwujud nyata, contoh : bisa dilihat, apakah berwujud emas, dsb, dsb, atau berpikiran bentuk dan wujud nyata Tuhannya. Alasan-alasan tersebut yang menyebabkan turunnya Surat Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an, berikut terjemahannya:

[1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
[2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
[3] Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
[4] dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia

      (QS : Al-Ikhlas/112)

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengenalkan dirinya kepada hamba-hamba-Nya lewat Asma'ul Husna, akan tetapi sebelum Allah mengenalkan diri-Nya, Allah mengenalkan "karya-karya"-Nya atau ciptaan-Nya, dalam Surat yang pertama kali turun yaitu Surat Al-Alaq:

[1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
[2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
[3] Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
[4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
[5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. "

      (QS. Al-Alaq/96 : 1 - 5)

Asma'ul Husna, berasal dari kata Asma dan Al-Husna, Asma berasal dari kata ism/nama, Asma berbentuk jamak/banyak. Sebagian ulama menerjemahkan bahwa Asma adalah sifat tambahan Allah sehingga seolah-olah berkesan Allah mempunyai wujud sifat-Nya banyak, sebagian ulama lagi berpendapat bahwa Asma Allah adalah nama-nama yang dimiliki Allah yang menyatu dalam satu Dzat-Nya, pendapat kedua banyak disepakati oleh ulama-ulama. Al-Husna berasal dari kata Hasan yang berarti baik, karena diawali oleh Al maka dapat diartikan menjadi yang paling baik atau yang paling indah. Asma'ul Husna dapat diterjemahkan Nama-nama Allah yang sangat Indah dan harus sesuai dengan diri-Nya. Nama Allah juga dapat men-sifati makhluk ciptaan-Nya, Contoh : Rahim = Penyayang, tapi Allah adalah Ar-Rahim atau yang Maha Penyayang.

Asma'ul Husna sebenarnya bukan disusun oleh Rasul ﷺ, akan tetapi Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa ada 99 Asma'ul Husna, 99 yang dimaksud itu disusun oleh ulama dengan cara "membedah" Al-Qur'an. Ada beberapa perbedaan mengenai jumlah Nama Allah dalam Al-Qur'an, ada yang menemukan sekitar 127, Ulama besar seperti Al-Kurthubi menemukan sekitar 200an, bahkan ada yang menemukan sebanyak 1000 Nama Allah dalam Al-Qur'an. Rasul pernah berdo'a, mudah-mudahan saya tidak salah mengkutip, "Tuhanku, aku berdo'a kepada-Mu dengan menyebut nama-nama-Mu yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu (Al-Qur'an), yang tidak ada dalam Kitab-Mu tetapi Kau beritahu kepada hamba pilihan-Mu (para Nabi), dan yang masih tersembunyi dalam Ghaib.... dst". Oleh karena itu Asma'ul Husna mungkin lebih dari 99.

Menurut Imam Al-Ghazali, "jangan berbangga dulu", maksudnya adalah, orang-orang yang sering mendengar bahkan menyebut Asma'ul Husna jangan berbangga dahulu, binatang pun bisa jika hanya mendengar dan menyebut, Orang yang menghafal dan tahu artinya jangan berbangga dulu, karena semua orang tekun akan mampu menghafal dan tahu artinya, orang-orang yang dijanjikan surga adalah orang yang mampu memahami, mengamalkan dan meneladani Asma'ul Husna, sehingga selalu ada kerinduan kepada Allah yang Sangat Indah, dan mengakibatkan selalu ingin dekat dengan-Nya.

Semoga kita semua mampu meneladani Asma'ul Husna, sehingga "kedekatan" kita dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala tetap terjaga dan selalu rindu akan keindahan-Nya.

"Allah mempunyai Asma'ul Husna, bermohonlah dengan menyebut nama-nama-Nya.. "

Maha Suci Allah ku ucapkan sebanyak yang Dia ciptakan di langit ..
Maha Suci Allah ku ucapkan sebanyak yang Dia ciptakan di bumi ..
Maha Suci Allah ku ucapkan sebanyak yang Dia ciptakan di antaranya (bumi dan langit)
Maha Suci Allah ku ucapkan sebanyak ciptaaan-Nya ...

Disampaikan Prof. DR. KH. Quraish Shihab, di masjid Sunda kelapa 18 Juli 2006

https://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=54

Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )


Previous
« Prev Post

Cari Artikel di Blog Ini