Home » » Menghargai Sikap dan Upaya Guru Anak-Anak Kita

Menghargai Sikap dan Upaya Guru Anak-Anak Kita

Baca Juga


SAYYID ALAWI, salah satu dari pilar pengajar Masjidil Haram pernah bercerita tentang dirinya.

Aku menghafal Al-Qur'an ditangan guruku Asy-Syeikh Hassan As-Sunari. Syeikh Hasan adalah Ahlul Qur'an, tidak pernah meninggalkan sedikitpun dari waktunya, kecuali selalu membaca Al-Qur'an. Bahkan sampai dari lekatnya Al-Qur'an di dadanya, beliau tidak pernah mengkosongkan diri dari Al-Qur'an... kecuali saat di kamar mandi.

Konon beliau kalau di kamar mandi... beliau selalu menggigit lidahnya sampai sampai lidahnya berlobang terkena gigitan. Agar tidak sampai membaca Al-Qur'an di kamar mandi.

Konon beliau tegas dalam mendidik murid-muridnya. Termasuk Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki. Saat itu Sayyid Alawi berumur antara 7/ 8 tahun, sudah menghafal Al-Qur'an (adat ulama Arab) di tangan Syeikh Hasan As-Sunari.

Pernah pada suatu hari tidak bisa masuk karena sakit, sehingga beberapa hari absen. Ketika beliau masuk langsung diperintahkan untuk mengulangi murojaah hafalan. Tapi karena tidak siap, beliau salah dalam membaca.

Begitu terlihat tidak bisa membaca... langsung Syeikh Hasan As-Sunari memukul wajahnya.
Akhirnya hidungnya, wajahnya berdarah... beliau menangis pulang...

Begitu pulang dalam keadaan menangis dan berdarah, ibunya (Sayyidah Aisyah Kurdiyah) marah besar pingin melabrak Syeikh Hasan (andaikan saja beliau lelaki). Dan saat itu tepat Sayyid Abbas tidak ada di rumah.

Dan ketika Sayyid Abbas datang, sang ibu langsung lapor pada ayahnya.. Dan meminta agar Sayyid Abbas melabrak malam ini juga.

Tapi Sayyid Abbas mendengar cerita itu dengan tanpa emosi dan berkata,

طيب،، بكرة،، طيب بكرة. ماهو في يوم بكرة ..؟؟

Oh ya. Besok... Besok... bukankah esok masih ada..??

Keesokan harinya Sayyid Abbas mengajak Sayyid Alawi ke rumah Syeikh Hasan.
Pada saat itu Syeikh Hasan sedang membaca Al-Qur’an, mushaf ada di atas dua pahanya.

Begitu terlihat yang datang adalah Sayyid Abbas,, langsung Syeikh gemetar takut... (Konon Sayyid Abbas saat itu menjabat sebagai Qodhi, dan sering menjadi delegasi keluar negeri. Di samping orang 'Allamah, kaya, badan tegap dan disegani).

Sayyid Abbas membaca salam dan masuk dengan hormat,, dan langsung duduk di bawah kursi sang Syeikh. Lalu beliau menyuruh duduk Sayyid Alawi.

اجلس أمام شيخك يا ولدي

Setelah Sayyid Alawi duduk. Sayyid Abbas berkata,

قبل رجلي شيخك

Cium kaki Syeikh mu..!

Lalu kakinya sang Syeikh dicium... lamaaaa sekali... Membuat sang Syeikh As-Sunari bergetar menangis..

Setelah itu sang Syeikh berkata,

قم يا علوي..!! وافتح فمك
ففتح السيد علوي فمه،، وبصق الشيخ فم السيد...
وقال : والله منذ ذا الحين،، اللى فى قلبي في قلبك

"Buka mulutmu Nak!" Setelah itu, beliau meludahi mulut Sayyid Alawi dan berkata, "Mulai sekarang, apa yang ada di dalam hatiku ada di dalam hatimu."

Sejak dari peristiwa itu, Sayyid Alawi bisa langsung hafal, dan umur 9 sudah hafal, dan dijadikan salah satu dari Imam Masjid Haram.

*
Yang bisa dipetik dari cerita ini adalah :

Kesadaran orangtua pada usaha guru yang berusaha untuk mengangkat derajat anaknya. Maka usaha apapun yang dilakukan sang guru tidak mungkin lepas untuk maslahat anaknya. Maka jangan sampai tidak terima dengan perlakuannya.

Tawadhu' dari orangtua kepada Murobbi. Jangan sampai masih memandang pada pangkatnya. Hendaknya orangtua bertawadhu' pada guru anaknya.

Kesabaran murid akan membawa keberhasilan.

©zawiyyahmahabbah

Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )


Previous
« Prev Post

Cari Artikel di Blog Ini