Home » » Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an

Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an

Baca Juga


Imam Al-Khathib dalam kitab beliau Bujairimi menjelaskan tentang sebagian kesunnahan membaca Al-Qur’an sebagai berikut:

بجيرمى على الخطيب الجزء الأول ص: 273-277
وأن يرتل وأن يبكي عند القراءة
قوله : ( وأن يبكي ) أي يتباكى عند القراءة وهو من صفة العارفين قال تعالى : { ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعا } وطريقه في تحصيله أن يتأمل ما يقرأ من التهديد والوعيد والمواثيق والعهود , ثم يتفكر في تقصيره فيها , فإن لم يحضره حزن وبكاء فليبك على فقد ذلك فإنه من المصائب . قال في الأذكار : ويندب التباكي لمن لا يقدر على البكاء . شرح الروض

(Termasuk kesunnahan membaca Al-Qur’an adalah) membacanya tartil/ pelan dan jelas makhraj-nya. Dan (sunnah) menangis waktu membaca.

Maksud sunnah menangis waktu membaca Al-Qur’an adalah: berusaha menangis waktu membaca Al-Qur’an. Itulah sifat-sifat orang-orang yang ma’rifat kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman, ‘Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (QS. Al-Isra’ 109).

Sedangkan cara agar bisa menangis: Berangan-angan bacaan Al-Qur’an yang meliputi; Menakut-nakuti, Ancaman, dan Al-Mawaatsiq wal ‘Uhuud/perjanjian-perjanjian. Kemudian berfikir bahwa kita telah lalai/sembrono. Apabila setelah melakukan hal tadi, tiada timbul rasa susah dan tangisan, maka sambutlah atas kehilangan itu (wahai orang yang lalai). Karena hal tersebut merupakan musibah.

Imam An-Nawawi dalam Syarh Raudl berkata: Disunnahkan untuk at-tabaaki (berpura-pura/ berusaha menangis), bagi orang yang tidak mampu menangis.

Wallahu a’lam

Terimakasih sudah berkunjung & berbagi. ( Lintang Sanga )


Previous
« Prev Post

Cari Artikel di Blog Ini